Menyusuri kampung-kampung di sekitar Teluk Cendrawasih, mengenal lebih dekat kehidupan masyarakatnya, budaya, pesona alam dan pasti tak ketinggalan nuansa alam bahari beserta dengan biota lautnya dari dekat, melihat langsung Hiu Paus, dugong dan ratusan jenis ikan.

Menyusuri kampung-kampung di sekitar Teluk Cendrawasih, mengenal lebih dekat kehidupan masyarakatnya, budaya, pesona alam dan pasti tak ketinggalan nuansa alam bahari beserta dengan biota lautnya dari dekat, melihat langsung Hiu Paus, dugong dan ratusan jenis ikan.
Kampung Kwatisore
Kampung yang akan dijadikan tujuan wisata, karena masih menemukan karang yang bagus, dugong dan yang paling menarik adanya hiu paus . Di sore hari, anak-anak berenang di dermaga. Tetapi tidak banyak masyarakat yang memancing di dermaga ini.
Tidak jauh dari kampung ini ada air tawar segar yang dialirkan melalui bambu. Dengan batu-batu besar menutupi tempat tersebut, seperti tersembunyi. Jadi saya dan teman-teman bisa mandi sepuasnya tanpa takut dilihat oleh para nelayan yang sedang mencari ikan.

Sekitar kampung padang lamunnya masih baik. Menurut ibu-ibu disini saat saya sempatkan ngobrol dengan mereka, saat air laut surut kadang-kadang masih terlihat dugong atau duyung.

Tidak jauh dari kampung ini banyak bagan-bagan. Disekitar bagan ini Hiu Paus akan datang. Hewan jinak ini menunggu ikan puri (sebangsa ikan teri) yang dibuang oleh penunggu bagan.
Penduduk disini ada yang menjadi gaet lokal untuk mengantarkan tamu-tamu yang ingin melihat dugong, bermain dan berenang bersama Hiu Paus (Gurano Bintang, bahasa lokal mereka) atau melihat terumbu karang.
Keindahan tempat ini membuat salah satu pengelola ekowisata membuat trip perjalanan ke kampung dan kawasan laut disekitarnya yang bernama Papua Pro.
Menurut Rudy, Papua Pro menyediakan sistem paket. Dengan waktu 4 hari, ketika wisatawan datang di Nabire, mendapat penginapan di Nabire, lalu pada pagi hari menuju Kali Lemon (berada dekat Kp. Kwatisore). Di Kali Lemon terdapat fasilitas penginapan. Wisatawan di ajak melihat Wheel Shark dan terumbu karang. Semua fasilitas penginapan, konsumsi, perlengkapan menyelam dan transportasi dari Nabire ke Kwatisore masuk dalam paket harganya 6 juta/orang. Minimal untuk 5 orang.

Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang aktivitas yang akan dilakukan disana bisa menghubungi Rudy Setiawan, no HP: 081392117215 dan email : rudy.setiawan1980@yahoo.com.
Kampung Yomakan
Saat menjejakkan kaki di kampung ini, terlihat para ibu sedang bekerja membuat minyak kelapa. Mereka bekerja bersama-sama. Pemandangan yang unik, saat mereka memeras kelapa dengan cara mengijak-ijak di dalam drum. Sembari bersenda gurau mereka bekerja. Perjalanan ke kampung ini dari wasior berkisar 6 – 8 jam.
Kampung ini memberikan nuansa alami. Di dekat rumah penduduk, air lautnya masih sangat jernih sehingga saya bisa memotret bintang laut, kerang yang ada di dasar laut. Jika malam hari, nelayan mencari ikan dengan menggunakan kole-kole (perahu dayung). Di depan perahu diletakkan lampu petromak. Pancaran cahaya lampu itu, mendatangkan ikan-ikan berkumpul, sehingga nelayan dengan mudah menombak ikan.

Setiap sore, anak-anak bermain bola. Mereka menikmati masa kecil yang indah. Mendapat pengalaman yang tidak mereka temui di sekolah. Rata-rata mereka bisa berenang dan menyelam hingga dasar laut, hanya menggunakan google.

Dan mereka mahir memanjat pohon kelapaDibalik bukit, masih satu pulau dengan kampung Yomakan, terdapat pantai yang indah. Batu-batu karang besar menjadi tempat yang menarik untuk memandang biru laut dari ketinggian. Pasir putih dan bersih menjadi tempat bermain yang menyenangkan.
Di seberang pulau itu terdapat pulau kelapa. Dinamakan pulau kelapa, karena hanya ada satu pohon kelapa di tengah laut. Jika air surut, anak-anak berjalan menuju pulau itu untuk bermain. Lelah berjalan-jalan di pasir panjang, anak-anak itu memanjat pohon kelapa. Segarnya kelapa muda, menyegarkan tenggorokan yang kering.
Kampung Isenebuai
Kampung ini dikelilingi rep (istilah penduduk disini karang) yang luas. Jika tidak terbiasa masuk di kampung ini memakai kapal, akan terdampar diatas karang yang luas. Ada celah diantara karang yang bisa dilewati. Jadi sangat hati-hati untuk masuk di kampung ini, usahakan masuk ke kampung ini sebelum gelap turun.
Kapal Gurano Bintang memasang jangkar di depan kampung isenebuai. Dasar laut berlumpur, sehingga tidak hanya jangkar yang di tambatkan, tetapi tali kapal diikat ke pohon bakau yang berada di depan dan belakang kapal agar lebih kuat.

Isenebuai, sebuah kampung dengan bentang laut yang indah. Memiliki pohon bakau yang tebal, karang yang luas, ikan yang beraneka ragam serta pantai yang panjang. Diantara rimbunnya pohon bakau, kami bersama anak-anak kampung belajar tentang hutan mangrove.

Dengan memakai kole-kole (perahu dayung), memasuki rapatnya pohon bakau. Di dalam rimbunnya bakau mereka masih banyak menemui burung dan sarangnya, sarang semut serta satwa lain. Begitu juga di dasar laut, banyak kerang-kerang yang juga mereka makan selain memancing ikan.

Di bagian belakang kampung, terdapat pantai panjang. Pasir yang halus menyambut kami dan anak-anak kampung. Sebelum berenang, mereka menyempatkan mengambil pasir, lalu di gosokkan di gigi mereka. Lalu, beramai-ramai berenang, dan menyelam tampa memakai kacamata. Laut tempat mereka bermain, seperti manusia ikan. Duduk, bergaya, berpose di dalam air. Dan semakin jauh berenang, kami menemui padang lamun dan terumbu karang. Pemandangan laut yang mengesankan.

Masih banyak, pemandangan indah yang bisa dinikmati berada di Teluk Cendrawasih ini. Alamnya, budaya serta pemandangan bawah laut nan mempesona merupakan daya tarik yang tak terlupakan. Perjalanan saya selama 20 hari di Teluk Cendrawasih terasa masih kurang. Ketidakadaan sinyal disini tidak membuat saya dan teman-teman resah. Justru saatnya kembali ke zaman dahulu. Zaman setiap manusia saling bertemu dan berinteraksi.



Nabire Whale Sharks Dive
Pak Rudi dari Papua Pro, mengirimkan data dan informasi untuk anda sekalian jika tertarik ingin menyelam bareng Hiu Paus. Berikut rincian kegiatan dan pembiayaannya. OUR CONCEPT
We welcome you to enjoy our traditional and adventurous way of life. Private beach distant from the frenetic of the city, ready to be a part of your leisure time here. The simpleness and warm hearted people of Kwatisore village will meet you at your first step at the village.
COMMENTS